Hi Traveler!
Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat terkenal dengan keindahan alamnya. Provinsi ini memiliki banyak kekayaan budaya, salah satunya yaitu alat musik daerah. Alat musik yang ada di provinsi NTT ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat tersebut. Sehingga dari masa ke masa terus berkembang agar tetap lestari hingga anak cucu nantinya dan bisa dikenal masyarakat luas hingga mancanegara. Berikut ini contoh alat musik yang ada di provinsi NTT.
Sasando adalah salah satu alat musik yang terkenal dari provinsi NTT. Mengutip dari situs Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sasando menjadi salah satu alat musik daerah NTT yang sangat terkenal di Indonesia bahkan di tingkat internasional. Sasando merupakan alat musik berdawai yang cara memainkannya dipetik menggunakan jari kedua tangan yang kurang lebih hampir sama seperti harpa. Sasando merupakan alat musik tradisional dari Pulau Rote.
Terdapat beberapa jenis alat musik sasondo yaitu :
a. Sasando Gong
Sasondo Gong biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dalam bentuk syair untuk mengiring tari, menghibur keluarga yang berduka dan yang sedang mengadakan pesta. Bunyi sasando gong nadanya pentatonik. Sasando gong berdawai 7 kemudian berkembang menjadi 11 dawai. Sasando gong berkembang di Pulau Rote sejak abad ke 7.
b. Sasando Biola
Sasondo ini memakai putaran dawai (senar) atau sekrup
dawai yang terbuat dari kayu yang dibentuk seperti biola. Sasando diperkirakan
mengalami perkembangan akhir abad ke-18 yang kemudian berkembangnya Sasando
Biola. Sasando biola lebih berkembang di Kupang. Sasando biola nadanya diatonis
dan bentuknya mirip dengan sasando gong tetapi bentuk bambu diameternya lebih
besar dari sasando gong dan jumlah dawai pada sasando
biola lebih banyak berjumlah 30, 32, dan 36 dawai. Sasando biola
ada 2 bentuk yaitu sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari daun
lontar dan sasando biola dengan bentuk ruang resonansinnya terbuat dari (kotak
atau peti dari papan).
c. Sasando Elektrik
Sasando biola mengalami perkembangan dari sasando
tradisional menjadi sasando modern atau yang dikenal sasando listrik atau
sasando elektrik. Sasando elektrik ini diciptakan oleh Arnoldus Edon,
sasando elektrik termasuk dalam salah satu jenis Sasando biola yang
mengalami perkembangan teknologi. Sasando tradisional mempunyai beberapa
kekurangan dan kelemahan antara lain, daun lontar mudah pecah dan pada
saat musim hujan sering timbul jamur di atas permukaan daun, dan daunnya juga
mengalami kelembaban dan lembek sehingga dapat mempengaruhi perubahan suara dan
ketika dipetik suaranya sangat kecil.
By: Alusia Ikabela / 152010683022
Komentar
Posting Komentar