Hi Traveler!
Tahukah kalian bahwa NTT adalah provinsi dengan 3 kelompok
pulau utama: pulau Sumba, pulau Flores dan pulau Timor. Pulau NTT memiliki
banyak wisata alam seperti Danau Kalimutu, Pantai Nemberala, Batu Termanu,
Pantai Kolbano, dan destinasi paling populer adalah Pulau Komodo dan Labuan
Bajo.
Namun kali ini kita akan membahas tentang Desa Wisata Wae
Rebo. Pada tahun 2013, Desa Wisata Wae Rebo menerima Penghargaan Aga Khan dalam
bidang Arsitektur. Selain itu, Desa Wae Rebo juga pernah meraih penghargaan
Desa Wisata Terbaik dalam ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021.
desa wae rebo. google
maps. sumber: Rookbelz |
Wae Rebo adalah sebuah desa adat yang terletak di
Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa
Tenggara Timur. Desa ini diberi nama Desa Awan karena berada di ketinggian
1.200mdpl di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh beberapa bukit, sehingga
memiliki kesan desa yang terpencil.
Simbol atau daya tarik wisata desa Wae Rebo adalah
rumah adat berbentuk kerucut yang
disebut Mbaru Niang. Arsitektur bangunannya masih memiliki unsur Minangkabau.
Rumah adat ini merupakan bentuk keselarasan manusia dengan alam dan merupakan
cerminan material kehidupan sosial suku Manggarai. Suku Manggarai mempercayai
lingkaran sebagai simbol keseimbangan, sehingga lingkaran ini diterapkan di
hampir semua bentuk fisik desa, mulai dari bentuk desa hingga rumah.
![]() |
| indonesiakaya.com/potraitkehidupandesawaerebo |
Desa adat Wae Rebo adalah rumah bagi 44 keluarga
yang mata pencaharian utamanya adalah sektor pertanian dan perkebunan. Mereka
menanam kopi, cengkeh dan umbi -umbian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kerajinan rakyat seperti tenun dengan motif Manggarai, kopi, vanili dan kulit
kayu manis juga sering dijual sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang oleh
wisatawan.
Tidak ada perjalanan yang lengkap tanpa mencicipi
hidangan lokal. Desa Wae Rebo menawarkan sejumlah kuliner spesial yang patut
dikunjungi, termasuk perkedel talas. Perkedel yang biasanya kita nikmati dengan
bahan kentang kini telah berubah menjadi bahan talas dengan rasa yang sangat
khas. Selain itu, ada kopi Arabica Wae Rebo yang disajikan dalam kaleng dan
kari ayam dengan kuah berbahan dasar kemiri karena menurut warga setempat cukup
sulit mencari kelapa untuk dijadikan santan.
Untuk menuju Wae Rebo, pengunjung harus naik
sepeda motor sekitar 6 km dari desa Dintor menuju desa Denge. Perjalanan dari
Denge ke Wae Rebo memakan waktu sekitar 3 jam pendakian, menyusuri kawasan
terpencil yang dikelilingi hutan yang belum terjamah, menyeberangi sungai dan
melintasi bibir tebing. Oleh karena itu, disarankan kepada wisatawan untuk
menggunakan jasa pemandu lokal untuk membantu perjalanan menuju Desa Wae Rebo
Keunikan budaya, adat istiadat, kearifan lokal
hingga perjalanan yang menantang menjadi daya tarik tersendiri untuk mengunjungi
Desa Wae Rebo.
By: Defanny Mawaddah / 152010683019


Komentar
Posting Komentar